Jumat, 10 Desember 2010

Published with Blogger-droid v1.6.5

vena cava sup syndrome

Vena cava superior syndrone merupakan kelainan dimana terjadi penyumbatan dari vena cava akibat tumor. Pada kasus ini terjadi residif setelah dilakukan thoracotomy dan pula telah diberikan radiasi. Tumor tetap tumbuh dan tumor ini merupakan carsinoid, chemo therapi diberikan melalui kateter dan diberikan kepada pembuluh darah arteri dan nampaknya memberikan respon yang cukup baik
Published with Blogger-droid v1.6.5

Sabtu, 04 Desember 2010

Published with Blogger-droid v1.6.5

Rabu, 01 Desember 2010

karsinoid mediastinal tumor

CASE REPORT

Male/33 th/ RSUD Dr. Soetomo surabaya

Keluhan Utama : bengkak pada leher, tersedak dan sesak

CT Scan Thorax


Gambar CT Scan kontras dan nonkontras potongan axial, coranal dan sagital; Tumor mediastinum superior yang hypovaskular dan mendesak struktur sekitarnya (Vena Cava Superior, trachea) serta pembentukan collateral -collateral vena.

Riwayat penyakit :

Sebelumnya masuk rumah sakit dengan keluhan batuk bercampur darah dengan hasil pemeriksaan sebagai tumormediastinum, dilakukan tindakan radioterapi 2 seri (20 x 2 grey) dari bulan agustus sampai oktober 2009 kemudian dilanjutkan tindakan thoracostomi terhadap tumor mediastinum pada bulan februari 2010 dengan hasil tidak ada lagi keluhan serta tumor mediastinum. Pada follow up penderita didapatkan tumor yang mengalami residif dan masuk rumah sakit tanggal 26 oktober 2010.




Beberapa pilihan terapi yang dianjurkan yaitu operasi ulang, radiasi atau tace (transarterial chemoembolization).

Dalam konsultasi dengan Prof. DR. dr. Triyono KSP, Sp. Rad (K) penderita memilih tindakan TACE, yaitu tindakan endovaskular menuju feeding artery dari massa kemudian di injeksikan chemoterapi dilanjutkan melakukan embolizasi dengan agent embolic.

TACE dilakukan intervensional radiologi tanggal 28 november 2010 melalui arteri subclavia kanan dengan feeding arteria mammaria interna kanan dan arteri subclavia kiri dengan feeding artery dari cabang keciltrunck thyrocervicalis kemudian diinjeksikan obat khemotherapi carboplastin 225 mg dan epirubicin 20 mg. Dalam beberapa kali evaluasi, terjadi pengecilan tumor sehingga terdapat perbaikan klinis.

Evaluasi pertama tanggal 1/11/2010; telah terjadi perbaikan klinis. Foto thorax masih memperlihatkan pendesakan trachea.


Evaluasi kedua tanggal 9/11/2010. Perbaikan klinis dari sesak, foto thorax ukuran massa tampak lebih kecil dan pendesakan pada trachea berkurang.


DISKUSI

Laporan case ini memperlihatkan beberapa pilihan terapi pada penderita tumor karsinoid mediastinum. Namun tingkat residif dari tumor tinggi sehingga perlu penanganan yang berkelanjutan.

Management tindakan dengan embolization biasanya pada tumor mediastinum yang hypervaskular seperti paraganglioma (tumor neuroendokrin) yang merupakan tindakan preoperatif mengurangi terjadinya komplikasi perdarahan perioperatif. Dalam angiografi suplai cabang tumor mediastinum berasal dari arteri bronchial kanan, arteri mammaria interna kanan, trunk thyrocervicalis kiri dan cabang-cabang kecil dari arteri bronchial kiri.

Karsinoid thymus adalah tumor ganas, lobulated, massa invasif dari mediastinum anterior dengan atau tanpa perdarahan dan necrosis. Umumnya metastasis ke kelenjar getah bening regional maupun metastasis jauh. Histologis mirip dengan tumor karsinoid yang ditemukan di tempat lain. Insiden tertinggi pada dekade keempat dan kelima. Karsinoid thymus dikaitkan dengan sindrom Cushing dan multiple endocrine neoplasia Syndrome. Pengobatan ini reseksi komplit bedah. Untuk tumor dengan lokal invasif, radioterapi dan kemoterapi digunakan untuk meminimalkan efek. Prognosis tumor buruk namun sulit untuk dinilai.

dr. Abd. Haris/dr. Anggun