Jumat, 30 Desember 2011

Getting Started - Pertanyaan Umum

Getting Started - Pertanyaan Umum
Bisakah blog saya di berikan backgroud lagu, bagaimana caranya

Carotis- Cavernous Fistel Dekstra pada Mr. X usia 61 tahun ( dengan diagnosis sekunder parese fasial perifer sinistra )





* Penderita mengeluh mata kanan bengkak dan kemerahan sekitar 1 bulan lalu , keluhan bengkak bertambah saat bangun tidur pagi dan mengecil menjelang malam, berlangsung setiap hari sampai dengan sekarang. Penglihatan dobel (+/-), nyeri kepala sisi kanan(+/-),nyeri lokal(-), demam (-). Keluhan tambahan berupa wajah mencong sisi kanan disertai mata kiri tidak dapat dipejamkan sempurna sekitar 15 hari lalu.

* DM tidak terkontrol, HT disangkal.

Kondisi mata penderita sebelum tindakan embolisasi ( gambar )

Laporan Arteriografi dan Embolisasi yang dilakukan tanggal 13 Desember 2011:

1. Dilakukan puncture di arteri femoralis kanan.

2. Dilakukan insersi sheath no. 8 ke dalam arteri carotis interna kanan, oleh karena anatomi aorta yang tortuous, dilakukan manipulasi dengan menggunakan catheter vertebrae sehingga guide wire dapat masuk ke dalam arteri carotis interna kanan.

3. Dilakukan manipulasi untuk memasukkan guding catheter (no. 8) ke dalam arteri carotis interna kanan, ternyata guiding catheter robek pada ujungnya sepanjang k.l. 0,5 cm, sehingga perlu dimasukkan guding catheter lainnya yaitu no. 9.

4. Manipulasi guide wire untuk memasukkan guiding catheter mengalami kesulitan sehingga guide wire diganti dengan berbahan metal.

5. Positioning guiding catheter di arteri carotis interna kanan.

6. Balon detachable no. 2 dipasang dalam microcatheter no. 2,7 MABDE.

7. Catheter dan balon dimasukkan dengan bantuan guide wire sampai balon melewati tip dari guiding catheter.

8. Guide wire dilepas dan disambung dengan syringe 1 cc yang diisi dengan kontras.

9. Balon catheter dikembangkan minimal dan diikuti sampai posisi balon tepat di lokasi fistel, kemudian balon dikembangkan sampai 0,4 cc.

10. Dilakukan test kontras, ternyata posisi balon tepat di fistel ( carotico-cavernous fistel) dan berhasil menyumbat lubang fistel, tampak kontras mengalir dengan lancar mengisi arteri carotis interna dan cabang-cabang di serebral.

11. Detacable balon dilepas dan guding microcatheter dikeluarkan.

12. CCF berhasil diterapi dengan balon detachable dengan prima.

13. Prosedur selesai, pull out semua alat.

14. Kondisi penderita baik, dilakukan observasi di ruangan.

Kesimpulan :

CCF kanan tipe I yang berhasil dilakukan terapi dengan balon detachable.

Untuk menilai A. Carotis sebelum Embolisasi :

ü Tentukan lokasi fistel

ü Lihat A.Carotis kontralateral apakah berfungsi baik ( supply darah lancar sampai intrakranial)

Yang harus menjadi perhatian selama melakukan tindakan adalah :

- Anatomi aorta yang tortuous. harus diatasi dengan tehnik angiography

- Teknik manipulasi alat yang tepat dan minimalisasi kerusakan alat.

- Penggunaan alat disesuaikan dengan usia, kelenturan vaskuler, dan postur tubuh penderita.

- Memposisikan balon yang tepat di lokasi fistel dan hati-hati balon detachable bisa lepas dan lari ke dalam vaskularisasi otak. Tim work yang baik sangat menunjang pelaksanaan pemasangn ballon dengan baik, tepat dan cepat

- Begitu juga bila balon dan guide wire sudah berada di carotis, jangan sampai ada udara dan clot, bisa berbahaya!!

Komplikasi post embolisasi yang dapat dikeluhkan penderita antara lain yaitu :

Ø Opthalmoplegia

Ø Suara “grug-grug” di telinga

Ø Keratitis

Catatan :

· Thrombus paling banyak terjadi di persilangan carotis interna.

· Balon detachable yang sudah terpasang baik di lubang fistel biasanya diisi dengan cairan isotonis, rentan kempis oleh karena cairan dapat keluar dari balon, ini dapat terjadi dalam jangka waktu ± 1,5 bulan, seiring dengan itu diharapkan sudah terbentuk thrombus alami yang menutup lubang fistel yang menyelubungi balon ( jangan kuatir balon ini tidak merupakan corpus alienum ), disarankan untuk follow up kondisi balon, dilakukan foto Skull AP/Lateral post embolisasi dan foto Skull ulang minimal 1,5 bulan kemudian.

Terima Kasih Sejawat,

Unit Radiologi RS Dr Soetomo Surabaya :

Prof DR dr Trijono KSP, SpRad(K) ( Operator )

dr. Putu Patriawan, SpRad (Ass.Operator )

dr. Amy Paulin S ( PPDS )

dr. Dyah K Wardhani ( PPDS

Kamis, 29 Desember 2011

kasus Giant Aneurisma





Kasus GIANT ANEURISMA

Kasus
Ny Kiptiyah, 44 th
Riwayat : kelopak mata kiri tiba tiba tidak dapat dibuka sejak 7 bulan yang lalu, sebelumnya penderita mengeluh sakit kepala sisi kiri sekitar 2 minggu yang makin memberat, terjadi gangguan penglihatan menjadi dobel. Visus mata kanan baik, tidak terdapat muntah muntah, mual , kelemahan anggota badan. Neurologis gangguan NII,VII, VIII, kiri dan terjadi parese kiri, terjadi opthalmoplegi kiri

GIANT ANEURISMA

ANEURISMA merupakan kelainan pembuluh darah yang membentuk kantongan, kantong pembuluh darah berasal dari kata latin aneurusmus artinya dilatasi. Didaerah sebral sering terjadi pada daerah sirkulis Wilsii, pada basis krani.
Etiologi dapat merupakan kelainan heriditer atau dapat akibat penyakit sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah. Bila ukuran aneurisma membesar, maka resiko terjadinya ruptur semakin besar dan penyulit akibat ruptur ini sukar ditangani dengan baik. Dengan demikian mencegah terjadinya ruptur dari aneurisma sangatlah penting.
Terdapat jenis true aneurisma. Dan false aneurisma, dimana true aneurisma mempunyai lapisan dinding intima, media dan adventitia. Kelainan ini dapat disebabkan arteriosklerotik, penyakit syphilis dan kongenital. Ventrikular aneurisma yang disebabkan karena infark termasuk dalam kelompok ini.
FALSE aneurisma merupakan kelainan dimana terjadi kebocoran dari dinding pembuluh darah dan darah menumpuk pada jaringan sekitar dan terbentuk thrombus yang menyumbat darah agar tidak mengalir keluar dan menyebar. Kelainan inindapat akibat trauma, tusukan pada arteri akibat prosedur percutan, dapat juga akibat graft arti yang bocor.
Cerebral aneurisma sering terjadi pada anterior serebral arteri yang merupakan bagian dari sirkulus Wilsii. Lokasi lain yang sering adalah intermal carotis arteri. Aneurisma seringkali mengenai arteri, tetapi juga vena dapat terjadi meskipun jarang, misalnya aneurisma pada vena poplitea.
Insiden aneurisma sekitar 0,4 - 3,6% dan sering terjadi pada orang dewasa , wanita usia antara 60 - 80 tahun. 95% aneurisma terjadi pada orang dewasa, bisa terjadi dengan ukuran besar dan dikenal sebagai aneurisma raksasa ( Giant aneurisma ). Komplikasi perdarahan lebih sering pada aneurisma dibandingkan dengan AVM berkisar 1,6 x
Faktor resiko adalah Diabetes, obesitas, hipertensi, perokok, alkoholisma, hyperkolestol, defisiensi Copper dan usia
Anjut