Minggu, 02 Agustus 2009

PEMIKIRAN INTRA ARTERIAL INFUSSION CHEMOTHERAPY

PEMIKIRAN :
Intra arterial infusion chemotherapi, merupakan alternatif pemberian chemotherapi yang ditujukan memberikan dosis lokal tinggi dan dosis sistemik diharapkan kecil
Dibandingkan pemberian intravenous chemotherapi, nampak obat akan beredar lebih dahulu keseluruh tubuh baru mengalir ke arah jaringan tumor, Ini tentunya membawa resiko kadar bahan chemotherapi secara lokal akan menurun.
Kalau di hitung secara matematis aliran ke suatu organ sekitar 25 %, jadi kalau bahan chemotherapi diberikan secara intra vena maka akan terjadi tidak pernah mencapai dosis 100%.

WAKTU :
Kontak bahan chemotherapi memerlukan waktu, dimana bahan bekerja, setelah lepas dari arteri , menuju kepiler, dan berada dalam jaringan tumor.
Untuk memberikan efek terhadap DNA sinthesa maka diperlukan saat yang tepat dimana bahan ada saat mitosis terjadi ( beberapa bahan yang bekerja dalam sintesa DNA )

Jadi tehnik pemberian intra arterial sudah betul, memberikan dosis tinggi pada feeding arteri, dengan demikian akan menjadikan dosis 100 % jatuh pada tumor pada sirkulasi I.
Hanya masalah : apakah benar saaat sirkulasi 1 memberikan cukup waktu untuk bahan chemotherapi bereaksi dengan jaringan tumor.
Bila doubling time dari tumor lama, maka waktu terjadi sintesa DNA juga menjadi lama, dan pada saat itu bahan chemotherapi diberikan , akan terjadi efek yang berkurang ok tumor tidak respon yang optimal.
Tumor merupakan perkembangan yang kompleks, satu tumor yagn sama, misalnya epidermoid carsinoma, satu dengan yang lain bisa berbeda sifatnya, dengan demikian perilaku akan berbeda terhadap bahan chemotherapi yang diberikan.
Intra arterial infusion chemotherapi : Diberikan secara pulsatif dan pelan, harapan adalah memberikan distribusi bahan ke daerah kanker yang lebih baik. Tetapi pemberian 1 x dan sesudah itu berhenti, dengan demikian jumlah obat stop.
Apakah obat yang terakumulasi akan memberikan respond ?
Apakah benar jenis obat yang diberikan tepat pada tumor dan sensitif ?

TEHNIK GABUNG DENGAN LIPIODOL :
Lipiodol ultra fluid merupakan bahan minyak, biasanya merupakan kontras media untuk limpography. Bahan ini bila dicampurkan dengan bahan chemotherapi, baik larut dalam minyak atau larut dalam air yang kemudian dibuat emulsi, akan tertahan di kapiler , dan memberikan dampak emboli, dan ini akan menghambat aliran darah dalam kapiler, Dengan demikian akan terjadi dosis lokal yang tinggi, dan terus tinggi yang secara pelan2 akan menurun setelah minyak dimetabolisir dan aliran darah bisa berjalan.
PROBLEM :
Dosis tinggi lokal, bisa memberikan efek over secara lokal, dan ini akan menyebabkan nekrosis jaringan tumor. Jaringan normal penyangga akan juga terbebani, sehingga akan mendapatkan dampak yang sama .

Yah , kanker memang rumit, masih tetap rumit dan memerlukan banyak penelitian agar benar2 efektif dalam pengobatan.





NEUROFIBROMA DAN INTERVENSIONAL RADIOLOGI





NEUROFIBROMA : Merupakan tumor jinak yang berasal dari jaringan syaraf, kelaiNan ini mengenai banyak organ dalam tubuh. Pada kelainan ini terjadi hipertropi jaringan lunak dan sering disebabakan karena kelainan embriologis dan terjadi proliferasi dari jaringan mesenchymal dan dapat mengenai sebagian muka dan dikenal dengan beberapa penyakit misalnya Makrodistropi lopomatosis, neurofibrimatosis, fibrolipomatosis hamartoma dari syaraf, hemangioma dan lumphangioma dan dapat merupakan sindrome seperti Klippel Trenaunay Weber syndroma dimana tulang dan jaringan lunak mengalami hipertropi, hemangioma, hypoplasia atau atresi beberapa sistem vena dan dilatasi dari vena di superficial , Proteus Sindrome ( asymetrical overgrowth dari tulang dan jaringan adipose di tungkai, penebalan jaringan kutan , lipoma, makrokrania dan intracranial anomali dan Beckwith Wiedemann symndrome ( makroglossia, omphalocele atau umbilical hernia, organomegali.

INTERVENTIONAL RADIOLOGI : merupakan bagian dari radiologi , minimal invasive dan dapat digunakan sebagaI Sarana diagnose dan therapi. Therapi dapat embolisasi, dilatasi, chemotherapi trans arterial yang sangat bermanfaat bagi penderita.
Ini contoh kasus yang cukup rumit ditangani baik secara bedah , bedah plastik ataupun intervensi, semuaharus bekerja sama agar mendapatkan hasil yang optimal

Therapi Absces hepar dengan negatif pressure methode dan modifikasi jarum Triyono






ABSCES : merupakan infeksi pada suatu organ dan menimbulkan penumpukan nanah pada jaringan. Kumpulan nanah ini merupakan area yang sukar di obati. Kumpulan nanah dengan diliputi keradangan pada dindingnya, Penyebab absces di hepar adalah infeksi amuba dan serig mengenai laki > 50 tahun dengan frequensi sekitar 1,1 - 5 % dan kebanyakan mengenai orang orang higiene yang jelek, Dapat pula akibat jamur, kankser yang mengalami nekrosis atau kista yang mengalami infeksi.
DRAINAGE : merupakan methode pengobatan yang mempercepat penyembuhan, bersifat dekompresi, mengurangi media pertumbuhan kuman, dan memperpendek waktu penyembuhan
NEGATIF PRESSURE TRIYONO : akan menghisap sisa jaringan nekrotik dan mendekatkan dinding abses sehingga saling mendekat dan melekat , ok adanya inflamasi maka kedua dinding akan melekat dan dalam 1 hari darri penglaman sudah memberikan perlekatan yang cukup kuat.
MODIFIKASI JARUM TRIYONO :
Memodifikasi bentuk jarum, sehingga dapat menggunakan jarum secara efektif, murah dan memberikan hasil pengobatan optimal.

Jumat, 10 Juli 2009

DAFTAR RADIOLOG BARU


Profile Radiolog baru yang baru selesai ujian Nasional di Jogyakarta. Semua telah berhasil Lulus dengan baik dan memuaskan serta salah seorang menjadi Juara I Lomba karya tulis Nasional, yang dilaksanakan pada saat Ujian Nasional tersebut.
Selamat dan sukses dalam menjalankan tugas.

daftar PPDS baru radiologi



ini daftar dan wajah baru para PPDS yang masuk bulan Juli 2009. Selamat datang dan selamat bekerja dan sukses dalam belajar menjadi radiolog baru 3,5 tahun yad

Kamis, 09 Juli 2009

intra arterial infusion pada brain cancer









Perkembangan interventional radiologi begitu mengesankan, seringkali didapatkan masalah, dimana klinisi kesulitan memberikan therapi, misalkan dengan pembedahan, oleh karena kedudukan dari tumor yang sedemikian sehingga menyulitkan dalam tindakan operatif atau dengan kata lain tidak mungkin dilakukan. Medikal therapi seringkali juga tidak memberikan treatment efek yang baik, dan hanya seringkali merupakan supporting therapi saja. Chemotherapi IV sering kali memberikan lokal dose yang rendah ok bahan chemotherapi akan terdistribusi ke seluruh tubuh.
Intra arterial chemotherapi, merupakan bidang dari intervensi radiologi memberikan keuntungan dalam pelaksanaan, dimana kita dapat mencapai pembuluh darah feeding arteri dengan menggunakan kateter dan dengan mudah bahan chemotherapi diberikan , dengan demikian high dose lokal dapat dicapai. Dengan manipulasi dari bahan juga dapat diberikan efek sustein release , dan dengan demikian obat akan tetap tinggi pada lokal tumor dan pelan pelan baru menurun dan ini akan memberikan efek sistemik yang rendah.
Contoh kasus :
Anak MAR, 1 tahun diketahui adanya tumor didaerah serebropontin angle, dimana setelah dilakukan peraatan berulang baru diketahui kalau terdapat mass di otaknya.
Terdapat penyulit Hydrocephalus, yangkemudian diterapi dengan pemasangan PV shut.
Terhadap mass primair kesulitan melakukan operasi ok letaknya di cerebelum dan medula obongata.

Kamis, 02 Juli 2009

Departemen Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Anggaran

Term Of Reference (TOR) Bukan Sekedar Syarat Administrasi Pengalokasian Anggaran
Perencanaan Anggaran - 01/11/2006 11:34:21


Term of Reference (TOR) menjadi salah satu data pendukung dalam pengalokasian anggaran. Rencana kegiatan yang diajukan harus dilampirkan TOR sebagai salah satu acuan perencana anggaran untuk menguji kelayakan pendanaan bagi kegiatan dimaksud. Dengan demikian, TOR bukan sekedar sebagai syarat administratif dari proses pengalokasian anggaran. Bahkan, sebenarnya TOR dapat juga dimanfaatkan berbagai pihak seperti pimpinan yaitu sebagai sarana untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut, pemeriksa yaitu sebagai referensi dalam melakukan pemeriksaan.

Dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan No. 55 /PMK.02/2006 tanggal 12 Juli 2006 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun 2007, harus memuat 5W dan 3H yaitu What, menguraikan mengenai pengertian apa dan output apa yang akan dihasilkan. Berarti tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut secara eksplisit sudah dijelaskan dalam TOR. Apa yang mau dicapai, apa yang akan dihasilkan sudah barang tentu menjadi target dari pelaksanaan kegiatan dimaksud. Why, menerangkan tentang alasan perlunya kegiatan tersebut dilaksanakan dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja (Satker) tersebut. Kegiatan yang dilakukan oleh suatu Satker, harus mengacu pada main task –nya. Who, menjelaskan tentang penanggungjawab kegiatan dan siapa sasaran yang akan menerima layanan tersebut. When, menjelaskan rencana waktu pelaksanaan kegiatan, Where, menerangkan tentang lokasi penyelenggaraan kegiatan, serta How Long, menjelaskan tentang waktu yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan, How, menjabarkan tentang bagaimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan? Dan terakhir How Much yang menguraikan tentang rencana biaya yang diperlukan untuk melaksankan kegiatan tersebut yang dirinci dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Dengan informasi yang disajikan didalamnya, maka TOR dapat berfungsi sebagai : Pertama, alat bagi pimpinan untuk melakukan pengendalian kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. Kedua, alat bagi para Perencana Anggaran untuk menilai kepantasan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sudut pandang keterkaitan dengan main task, dan ketiga, alat bagi pihak-pihak pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan realisasi kegiatan tersebut.

istilah2 dalam pendidikan menurut undang2

1.  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 

2.  Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

3.  Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

4.  Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

5.  Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

6.  Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

7.  Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

8.  Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

9.  Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.

10.  Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

11.  Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

12.  Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

13.  Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

14.  Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

15.  Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.

16.  Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat. 

17.  Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

18.  Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.

19.  Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

20.  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

21.  Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

22.  Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

23.  Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.

24.  Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan.

25.  Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

26.  Warga negara adalah warga negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

27.  Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.

28.  Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.

29.  Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau pemerintah kota.

30.  Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional

Rabu, 01 Juli 2009

suasana kuliah sebelum mulai


Gambar mahasiswa siap2 ngisi bensin dulu sebelum kuliah di mulai

Selasa, 30 Juni 2009

PERNAH TERBENTUR PADA KEPALA ?









Tim embolisasi di RSU DR Soetomo Penderita setelah di embolisasi



kondisi awal sebelum embolisasi

Hari pertama post embolisasi




Di era kemajuan teknologi, kendaraan makin banyak, dan lalu lintas makin padat, rawan untuk terjadi kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, perlu berhati-hati dan disiplin dalam mematuhi peraturan lalu lintas serta memakai pelindung diri. Ini semua penting dalam meminimalisasi trauma, terutama trauma kepala. Benturan pada kepala dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah daerah kepala yang memberi nutrisi pada otak. Kelainan ini dapat menyebabkan mata merah, menonjol dan apabila dirawat oleh dokter yang kebetulan jarang menemukan kasus semacam ini, bisa menimbulkan kebutaan. Pembuluh darah yang memberi nutrisi pada otak di daerah dasar tengkorak melewati struktur tulang yang rentan terhadap trauma. Arteri carotis merupakan pembuluh darah besar yang memberi nutrsi ke otak yang berjalan dalam rongga tulang yang dilewati system vena, yaitu sinus cavernosus. Bila terjadi luka ringan saja pada dinding pembuluh darah dan hematom pada dinding pembuluh darah yang kemudian berhubungan dengan system vena (sinus cavernosus) akan terjadi fistulasi/hubungan yang makin lama makin besar oleh karena perbedaan tekanan yang besar antara system arteri dan system vena. Lubang ini tidak akan bisa menutup oleh karena beda tekanan yang besar, dan makin lama tekanan system vena yang berhubungan dengan sinus cavernosus akan jadi membesar dan berdampak terjadi aliran ke vena ophthalmica dan vena-vena yang lain. Vena-vena ini akan menyebabkan bola mata bertekanan tinggi dan mendesak bola mata, di mana ada saraf-saraf cranial yang penting, yaitu Nervus III, IV dan VI yang akan berdampak pada kelumpuhan otot mata serta memberi dampak pandangan double pada mata. Biasanya penderita akan mengeluhkan suara ‘wes wes” di telinga yang mengganggu.

Di RSU Dr.Soetomo, telah dilakukan banyak pengobatan dengan berkembangnya Radiologi Intervensional di bawah pimpinan pakar intervensional radiology Prof.Dr.dr.Triyono.K.S.P, SpRad(K). Teknik pengobatan ini lebih baik, oleh karena merupakan tindakan yang minimal invasif. Beberapa tahun ini, kasus CCF ini semakin meningkat. Tindakan ini lebih disukai karena penderita tidak perlu dilakukan operasi di daerah kepala, dengan demikian bila tindakan ini berhasil, penderita bisa pulang keesokan harinya.

Puluhan kasus telah dilakukan pengobatan ini dan memberikan hasil yang sangat baik. Diperlukan kerjasama yang baik antara tim dokter di bawah koordinator Prof.Dr.dr.Triyono.K.S.P, SpRad(K) bersama dokter-dokter radiologi dan perawat Instalasi Diagnostik Intervensi (IDIK) dengan peralatan angiografi yang baik, maka tindakan ini memberikan hasil yang sangat baik.

Tindakan dilakukan dengan cara melepaskan balon di dalam lubang fistula yang dimasukkan melalui pembuluh darah dengan suntikan di daerah paha. Bergantung berat ringannnya fistula tersebut, kita bisa melakukan sumbatan satu atau lebih balon. Tindakan ini jauh kurang invasif dibanding operasi dan lebih aman terhadap pembuluh darah dibanding ligasi/mengikat pembuluh darah carotis yang memberi feeding ke otak. Teknik ini sedikit rumit, oleh karena kecilnya peralatan yang digunakan dan sedikit kompleks dan perlu pelatihan khusus. Balon detachable ada beberapa ukuran. Balon ini dimasukkan pada pembuluh darah yang mengalami kebocoran dengan posisi awal dikempeskan sampai di lokasi dengan bantuan imaging, balon dikembangkan dan dilakukan pengetesan apakah sumbatan sudah optimal atau belum. Bila belum dapat, bisa ditambah sampai beberapa balon terpasang di daerah pembuluh darah yang bocor.

Contoh Kasus 1 :

Laki-laki, 16 tahun, mengalami kecelakaan lalu lintas pada bulan Februari 2009 dan jatuh dari sepeda motor, terbentur pada kepala sisi kiri, 2 hari kemudian mata merah, 2 minggu kemudian mata bengkak dan terasa berdenyut. Dilakukan terapi embolisasi dengan balon detachable pada bulan Mei 2009 di RSU Dr Soetomo dan berhasil dengan baik. Pembengkakan dan warna merah pada mata kiri sangat berkurang secara bertahap, suara “wes-wes”/mendesir pada telinga hilang.

Gambar :

Sabtu, 27 Juni 2009

EPSBED 2






Epsbed :
Untuk pendidikan dokter spesialis merupakan hal yang baru dan tim dari UNAIR sedang mencoba menyusunnya, sudah disusun sih tetapi nampaknya belum valid seperti yang diharapkan.
Untuk itu Tim coba mengadakan studi banding dan kemudian mencoba menyusun rencana kerja agar semua dapat bekerja dengan baik, tertata dengan rapi dan efektif dan efisien
Tim terdiri dari :
1. Prof DR Dr Triyono KSP yang menjabat sebagai ketua TKP
2. Drg Emilia wakil
3. Drg Pratiwi TKP FKG
4. Drg Musa Tim IT dari Unair
5. Drs Sucoko Staf pusat Unair

UJIAN NASIONAL RADIOLOGI

UJIAN NASIONAL RADIOLOGI :
Ujian nasional radiologi akan diadakan pada bulan November di Jakarta , dari laporan banyak yang akan mengikuti ujian ini, dari 7 senter : UNAIR, UI, UNDIP, UGM, UNHAS, UNPAD dan yang baru adalah UNBRAW.
Sekitar 30 PPDS akan mengikuti Ujian nasional ini dan diharapkan dapat berjalan dengan baik dan sukses, dan terdapat 2 Penguji dari Singapore Prof Wilfred Peh dan Harvey yang selalu mendukung ujian nasional ini dan selalu hadir memberikan saran2 dan memberikan hadiah buku2 terbitannya yang merupakan kebanggaan dari para PPDS yangberhasil lulus

EPSBED



EPSBED untuk pendidikan dokter spesialis, nampak perlu diikuti dengan baik. Dengan menggunakan sistem ini nampak para dosen diketahui tempat sebagai home base , beban mengajar, jumlah SKS dan mengajar diana saja. Dan dengan remunerisasi maka beban tersebut dengan mudah mendapatkan anggaran.
Beberapa universitas terutama program pendidikan dokter spesialis nampaknya perlu mengikuti program ini.
Kegiaatan ini juga dapat menggabungkan antara kinerja dosen, dan banyak lagi yang dengan mudah sekali mendapatkan kembali urutannya, misalnya ingin diketahui Dosen X selama semester ini apa aja kerjanya, dengan beberapa kali klik didapatkan

Rabu, 24 Juni 2009

BUKU ACUAN ANGIO DAN INTERVENSI


WAH, BUKU SEGEDE GITU, LIHAT AJA SUDAH KLENGER APA LAGI MEMBACANYA. YAH ... TAPI ITU KAN PRODUK SURABAYA,  EDITORNYA PROFESOR LAGI DAN  SUDAH MENEKUNI BIDANG ITU JADI PASTI JOOOS LAH




ini gambar para PPDS yang akan ujian, sedang diundi urutan  ujian dan nomor ujian ini menentukan dimana  para PPDS ujian dan  siapa penguji

Senin, 22 Juni 2009

Ujian radiologi

Telah dilakukan ujian radiologi di Jogyakarta dan semua telah berhasil lulus, surabaya telah meluluskan 5 orang dan dr Marzuki salah satu kandidat berhasil menjadi juara karya ilmiah,