Minggu, 13 Juli 2008

Tujuan pendidikan



Tujuan pendidikan radiologi , menjadikan PPDS yang profesional
Profesional mengetahui, menguasai dan mampu melaksanakan tindakan radiologi dengan baik.
Dengan demikian akan dapat memberikan pelayanan yang baik dan aman bagi masyarakat.
Dengan dikeluarkan UUPK dan persaingan bebas , maka dituntut seorang radiolog yang benar2 profesional, yang dapat memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat.
Dituntut kerja keras, belajar terus menerus sehingga selalu dapat mengikuti perkembangan dan perubahan dalam bidang tehnologi, ilmu.
Komputer pribadi sangat dianjurkan dimiliki selama pendidikan oleh karena kita dapat menyimpan segala macam kebutuhan pendidikan didalamnya. Pilih yang baik, dalam artian prosesor yang cukup handal, tidak harus bermerek terkenal. ( tri )

4 komentar:

smart mengatakan...

Sebagai profesional memang harus selalu meningkatkan kinerja dan prestasi, yang sebaiknya dimulai saat menjalankan pendidikan (PPDS)
PPDS disamping harus mengikuti perkembangan kecanggihan teknologi
sebagai calon profesional harus tetap memperhatikan dasar sikap moral yang baik. Sehingga diharapkan ketika menjadi seorang profesional bisa memandang pasien secara klinis dan holistik. Membina komunikasi dengan para klinisi (PPDS lain)akan melatih calon profesional bekerja dalam tim work yang solid.Bagaimana hal ini bisa dicapai? Saat tugas jaga di IRD mungkin PPDS Radiologi bisa komunikasi dengan PPDS lain karena bertugas dalam 1 area IRD. Tetapi hal ini agak sulit jika dilakukan pada pelayanan di gedung pusat, karena biasanya dokter pengirim menulis nama kurang jelas. Maka dihimbau untuk menuliskan dengan jelas nama dokter pengirim beserta no HP. Sehingga PPDS radiologi akan dengan mudah untuk komunikasi dengan klinisi.Sehingga sebagai PPDS radiologi tidak hanya sekedar membaca foto tetapi juga bisa mengikuti perjalanan penyakit pasien secara holistik. Perlu juga dipikirkan apakah perlu stase di bagian lain (misalnya OBSGYN)? Mengingat kasus-kasus obsgyn jarang ditangani PPDS radiologi, sedangkan sebagai profesional akan menerima berbagai macam kasus termasuk kasus obsgyn.
Adanya diskusi kasus antar bagian sebaiknya ditingkatkan, bukan untuk mencari kesalahan tiap bagian, tetapi untuk menentukan menentukan langkah terbaik untuk pasien. Sehingga pasien benar-benar menikmati pelayanan yang profesional secara menyeluruh dan tidak terkotak-kotak.Maka tujuan pendidikan radiologipun akan semakin sempurna dengan adanya kepuasan dari konsumen.

Marz mengatakan...

Titipan tugas dari prof Triyono untuk PPDS semester 1 :
Buatlah makalah yang menguraikan tentang :
1. Apakah bahaya yang mungkin terjadi pada radiasi yang besar (bom atom), jelaskan setelah saudara melihat film bom hiroshima
2. bagaimana mendeteksinya
3. bagaimana memproteksinya
Makalah 25 halaman dikumpul ke prof triyono, dan ringkasan harus di masukkan dalam blog ini
makalah ini diberi nilai, harap segera dikerjakan
Selamat belajar dan berkarya !

ppds-agustus-08 mengatakan...

apa tidak sebaiknya ppds-1 radiologi selain stase di bagiannya juga diadakan putaran atau stase di bagian lain, ex: obgyn,bedah ortho ataupun bedah syaraf..dimana diharapkan disana dapat belajar lebih dengan langsung berinteraksi dengan klinisi dan juga dapat sekaligus mengikuti perjalanan penyakit penderita,mengingat tantangan untuk masa sekarang adalah diharapkan kita nantinya dapat menjadi seorang clinical radiology... (q-x)

ppds-agustus-08 mengatakan...

Penggunaan bahan radioaktif yang menunjukkan kecenderungan peningkatan memiliki konsekuensi akan resiko timbulnya bahaya radiasi. Dalam sejarah, dicatat ada beberapa peristiwa timbulnya radiasi dosis besar, antara lain saat peledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, serta beberapa kecelakaan reaktor nuklir, di antaranya yang paling terkenal adalah di Chernobyl, Rusia. Pada peristiwa-peristiwa tersebut terjadi radasi dosis besar yang mengenai area yang sangat luas. Kedua pengeboman dengan bom atom yang pernah terjadi pada dekade 40-an mengakibatkan kematian lebih dari 120000 orang akibat ledakan dan penyakit akibat radiasi akut, dan bahkan lebih banyak lagi kematian karena efek jangka panjang dari radiasi.

Makalah ini menjelaskan banyak aspek mengenai skenario gawat darurat penanganan radiasi dosis besar, yang dapat mengenai area publik yang tidak menyiapkan antisipasi terhadap bahaya radiasi seperti halnya suatu fasilitas radioaktif. Para penolong pertema dan sukarelawan perlu dilatih dan diperlengkapi dengan peralatan yang memadai untuk mengenali adanya radiasi dan kontaminasi radioaktif. Tujuan tindakan ini adalah untuk mencegah efek akut radiasi dan membatasi kecenderungan timbulnya efek stokastik, seperti kanker dan kelainan genetik di masa depan. Tujuan lainnya adalah unuk menekan kontaminasi radiasi terhadap lingkungan, karena radiasi dosis besar dapat menyebabkan kontaminasi radioaktif terhadap sumber daya alam misalnya air dan lahan pertanian yang menjadi sumber makanan bagi masyarakat.

Senjata nuklir merupakan suatu alat peledak yang mendapat kekuatan peledaknya dari reaksi nuklir berupa fisi atau kombinasi fisi dan fusi. Kedua reaksi ini melepaskan energi dalam jumlah yang luar biasa besarnya dari bahan yang jumlahnya relatif kecil. Senjata termonuklir modern dengan berat sekitar satu ton saja dapat menghasilkan ledakan serupa dengan yang dihasikan oeh lebih dari stu juta kilogram bahan peledak konvensional. Oleh karena itu senjata nuklir dikategorikan sebagai senjata pemusnah masal.

Dalam sejarah perang, hanya ada dua senjata nuklir yang pernah diledakkan untuk tujuan penyerangan, keduanya diledakkan oleh Amerika Serikat pada hari-hari terakhir Perang Dunia II. Senjata nuklir pertama, yang disandi dengan nama “Little Boy” diledakkan pada pagi hari tanggal 6 Agustus 1945 di Hiroshima, Jepang; sedangkan yang kedua, dengan sandi “Fat Man” diledakkan di Nagasaki tiga hari kemudian. Kedua pengeboman ini mengakibatkan kematian lebih dari 120000 orang akibat ledakan dan penyakit akibat radiasi akut, dan bahkan lebih banyak lagi kematian karena efek jangka panjang dari radiasi. Penggunaan senjata nuklir pada waktu itu dan bahkan sampai saat ini pun masih menjadi kontroversi yang tiada hentinya.

Selengkapnya di blog kami...