Rabu, 10 Maret 2010

EMBOLITHERAPY PADA PAVM ( pulmonary AVM )

Tanda dari PAVM adalah stroke atau transisen ischemic attack pada sekitar 50 % penderita, absces otak pada 10 % penderita dan hemoptysis atau hemopnemothorax pada 8 % penderita. Trans catheter embolisasi pada PAVM nampaknya merupakan indikasi untuk penderita dengan tanda diatas atau feeding arteri lebih besar dari 3 mm diameternya, Diagnosis PAVM dilakukan dengan CT atau angiography, Saat ini dengan helical CT dapat dilakukan penggambaran dari anatomis dengan lebihi akurat dari angiography. Sebelum dilakukan embolotherapi , jumlah dan ukuran serta panjang dari feeding arteri harus ditentukan untuk menentukan besar dan type dari bahan embolic material . Stainless steel coil dan latex ballon telah dipergunakan secara luas, tetapi pemilihan hanya berdasarkan pada pemilihan personal dan keberadaan bahan. Bahan berupa partikel capat digunakan karena resiko akan terjadinya komplikasi emboli sistemik . Lebih suka menggunakan coil steel karena ada dalam bentukan yang siap pakai dipasaran. Pulmonary angiography kanan atau kiri dan biasaya digunakan pigtail kateter . Meskipun demikian bila lokasi dari PAVM telah diketahui dengan tepat, dengan menggunakan 5 F kateter jenis head hunter dapat dilakukan super selectif kateterisasi sampai kesegmental branch dan digital substraction angiography dapat dilakukan dengan menggunakan berbagi arah untuk mendapatkan arah penutupan dari feeding arteri, nidus dan draining vein. Sebelum embolisasi dilakukan, ujung kateter harus diletakkan pada feeding arteri sedekat mungkin untuk mencegah terjadinya emboli pada jaringan paru yang normal.

Microkateter dapat digunakan secara coaxial. Coil dengan ukuran sedikit lebih besar dari feeding arteri dan draining vein yang kita pilih. Komplikasi dari prosedur dapat terjadi dimana terjadi salah letak dari bahan emboli dan akan terjadi efek secundair dari embolisasi. Embolisasi pada arteri sistemik terjadi pada 6 % penderita dimana dilakukan prosedur dari Haitjema, Infark dari paru dapat terjadi bila embolisasi dilakukan proximal dari feeding arteri dan menghasilkan penutupan dari pembuluh darah yang memberikan supply pada jaringan paru normal. Pleuritis dapat terjadi pada penderita sekitar 10 – 14 %, Perikateter thrombosis dan venous thrombosis dilaporkan terjadi, dan penggunaan anticoagolan dengan heparin selama prosedur dianjurkan. Tidak tersumbatnya PAVM akan berkembang dengan pelan- pelan dan perfusi kembali atau kembuh dari PAVM dilaporkan sekitar 10 % yang dilakukan pengobatan dengan coil. Ini kemungkinan akibatkan dari kembalinya perfusi dan pertumbuhan dari feeding arteri accesoris, Follow Up imaging perlu dilakukan setelah dilakukan embolotherapy pada PAVM.

Tidak ada komentar: