Rabu, 10 Maret 2010

EMBOLOTHERAPY PADA BRONCHIAL ARTERI

Paling penting adalah kwalitas angiography yang baik, dari arteri bronchialis dan dikaitkan dengan non bronchial arteri sebagai sistem kolateral harus dilakukan pemeriksaan.

Bila perlu dilakukan aortography thoracalis atau arteriography subclavia harus dilakukan untuk menentukan gambaran anatomis dan menentukan lokasi dari kelainan secara anatomis atau adanya arteri bronchialis accesoris dan parasitic non bronchial arteri. Arteri bronchialis berasal dari aorta thoracalis diantara T3 dan T7 vertebra, tetapi paling sering antara T5 dan T6 vertebra. Pada sekitar 60 % individu, terdapat single bronchial arteri sebelah kanan berasal dari arteri intercosto bronchial trunckus dari sisi posterolateral dari aorta thoracalis. Multiple bronchial arteri seringkali didapatkan pada sisi kiri dan ini lebih jarang bermuara dari arteri intercostalis. Arteri brochialis communis yang merupakan trunchus didapatkan sekitar 45 % penderita dan 35 % dari individu mempunyai arteria bronchialis aberans yang berasal dari tambahan arteri intercostalis, thyreocervikalis, costocervikalis trunc, arteri mamaria interna atau dari arcus aorta bagian bawah.

Setiap arteri yang memberikan supply pada dinding thorax dan diafragma dapat merupakan systemic non bronchial colateral arteri pada keadaan dimana terdapat kelainan pada pleura dan paru. Pembuluh darah ini mulai dari arteri intercosatalis, inferior phrenic, mamaria interna, lateral thoraxic thyreocerrvical dan coxtocervical arteri. Pembuluh darah ini memberilkan supply pada paru setelah cros langsung dengan pleura pada daerah dari pleura yang menebal atau perlekatan. Pembuluh darah ilni memegang peranan penting didalam perdarahan terutama kasus yang recuren.

Semua gambaran angiography harus dievaluasi dengan teliti untuk melihat opasofikasi pada arteri spinalis dimana sering kali keluar dari intercostal arteri dan cabang dari arteri subclavia. Arteri spinalis nampak memberikan gambaran yang khas yakni bentuk “ hairpin “ loop yang melintasi tulang belakang yang dipakai sebagai identifikasi. Adanya spinal arteri merupakan relatif kontra indikasi untuk dilakukan terapi embolisasi dari pembulh darah didekatnya, tetapi dalam beberapa keadaan tidak memberikan jaminan adanya bronchial arteri diantara muara spinal arteri yang membantu dengan bantuan coaxial kateter. Beberapa penulis telah menggunakan somatosensory untuk merangsang dan memonitor prosedur emboli untuk mengurangi resiko terjadinya ischemia pada spinal cord.

Bahan emboli yang digunakan 1 mm partikel gelatin sponge. Tidak dilakukan stainless steel coil oleh karena alat ini cenderung akan menyumbat pembuluh darah lebih proximal. Dan akan menyebabkan emboli perlu dilakukan embolisasi ulangan bila terjadi hemoptisis kembali. Juga tidak dilakukan embolisasi dengan menggunakan alkohol absolut oleh karena dapat memberikan komplikasi yang berat.

Transkateter embolisasi dari arteri bronchialis sangat effectif untik kontrol batuk darah dan dari hasil pengamatan perdarahan akut akan berhenti ada 86 – 98 % penderita dan ini merupakan perbaikan hasil pengobatan yang sangat baik. Penjelasan dari hal ini disebabkan penggunaan mikro kateter dan hasilnya bahan emboli yang kini terdapat di pasaran dan juga tehnik – tehnik yang semakin baik.

Hasil pengobatan dalam waktu lama sangat baik. Perdarahan ulang diperkirakan 10 – 50 % dari semua penderita yang kontrol. Ini tidak mengejutkan oleh karena penyakit yang mendasarinya tidak terpengaruh dengan dilakukan embolisasi dan collateral arteri telah terjadi. Kontra versi masih ada untuk menggunakan bahan emboli yang permanen seperti NBCA atau polivinyl alcohol.

Tidak ada komentar: